Desa Jombok

 Jembatan merupakan sarana transportasi yang sangat vital. Sarana transportasi tidak akan berfungsi apabila ada salah satu jembatan yang rusak parah. Begitu pula yang terjadi pada jembatan RT 44 Rw 12 yang rusak parah bahkan kerusakan mencapai 100% karena hanyut terbawa banjir pada akir tahun  2017. Jembatan yang menghubungkan jalan menuju SDN 5 Jombok , ke jalur pertanian serta jalur sentra anyaman bambu ini sudah hampir 10 bulan tidak berfungsi. Untuk bisa dilewati hanya sebatas orang saja warga membuat jembatan darurat dari bambu, itupun sangat membahayakan orang yang lewat. Untuk itu pemerintah Desa Jombok pada tahun 2018 ini menganggarkan Pembangunan jembatan RT 44 Rw 12 yang di anggarkan di APBDes Tahun 2018 yang bersumber Dana Desa (DD). Untuk menunjang program pemerintah pusat melalui program Padat Karya Tunai (PKT) diantaranya adalah memberdayakan warga tidak mampu dan kaum difabel untuk ikut serta dalam pengerjaannya maka Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dalam pengerjaan jembatan ini melibatkan warga miskin dan kaum difabel. Diantara kaum difabel yang ikut dalam pengerjaan jembatan tersebut adalah Saleko difabel tuna hasta. Bahkan Saleko merupakan salah satu diantara tukang yang mengerjakan jembatan tersebut. Warga sekitar pun sangat antusias dan merasa sangat senang dengan dibangunnya jembatan tersebut, karena tidak lama lagi transpotasi mereka akan normal kembali.